Minggu, 28 Agustus 2011

Implementasi Melayani bukan Dilayani oleh seorang Pejabat Kristen (Renungan Pribadi)

Bukan ungkapan asing bagi orang kristen akan kata2 Tuhan Yesus " Aku datang untuk melayani bukan untuk dilayani".
Ungkapan ini sering diungkapan banyak orang mulai dari lingkungan gereja sampai masyarakat umum. Mulai dari bawahan sampai pejabat.

Lalu kenyataannya seperti apa?
Karena kenyataan secara kasat mata terlihat jelas, bawahan selalu melayani pejabat. Pejabat juga sering berkata itu bukan tugas saya, masa sebagai pejabat, saya harus melaksanakan tugas bawahan saya:? Di sisi lain sesama bawahanpun sering mengatakan, itu bukan tugas saya, itu tugas kamu. Ini suatu kenyataan saling melempar tugas.

Lain dengan hak, kewenangan, tanggung jawab yang  berujung pada rejeki. Pejabat umumnya meminta lebih karena katanya tanggungjawabnya besar sehingga rejekinyapun harus besar pula. Wajarlah katanya, kata sang pejabat. Dan ini umumnya berlaku dimana-dimana termasuk dilingkungan yang menamakan drinya "Anak Tuhan"

Lalu dimana implementasi  ungkapan " Aku datang untuk melayani bukan untuk dilayani" yang bersinggungan dengan  aturan birokrasi menyangkut  hak, kewenangan, tugas dan tanggung jawab?
Menurut pengamatan saya pribadi, pejabat yang kerdill selalu memandang resiko yang besar yang katanya harus dpikulnya karena tanggungjawabnya, sedangkan bawahan menurutnya tidak menanggung resiko yang demikian dalam melaksanakan tugasnya, Beban tugas tanggungjawab bawahan yang pontang panting melaksanakan tugas tanggungjawab pekerjaan mereka dianggap kecil. Wajarlah kalau mereka dapat porsi yang kecil pula, kata sang pejabat. Pejabat ini tidak pernah menyadari bahwa untuk jabatan yang katanya tadi menanggung resiko yang besar telah memperoleh berbagai fasilitas, mulai dari tunjangan jabatan, dan fasilitas lain, termasuk perlakuan khusus berupa penghargaan lain dalam melaksanakan tanggung jawabnya setiap hari, sedangkan bawahan(staf biasa) samasekali tidak memperoleh apa2 kecuali upah yang telah ditentukan setiap bulannya.

Sebenarnya kalau kita jeli, kita bisa membedakan tipe Pejabat yakni pejabat ONDEL-ONDEL dan PEJABAT SEJATI
Pejabat ONDEL-ONDEL adalah
1. Pejabat kagetan yakni kaget jika dievaluasi oleh atasannya atau pihak lain bahwa tanggung jawabnya mengalami masalah.
2. Tidak mengetahui samasekali masalah yang menyebabkan tanggungjawab pekerjaannya tidak berjalan dengan baik.
3. Umumnya menyalahkan bawahan. Selalu minta dilayani oleh bawahan untuk menyampaikan masalah yang tidak didahului dengan arahan kepada bawahan bagaimana pekerjaan itu harus dikerjakan. Tahunya terima bersih. Duduk ditempatnya sambil menghitung rejeki yang akan didapat.
4. Bersifat pasif soal pekerjaan tapi pro aktif menghitung pembagian rejeki dan meminta porsi jauh lebih besar dari bawahan.
5. Hanya memiliki rasa tahu tapi tidak tahu rasa  terhadap kesulitan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan mereka yang nota bene adalah tugas tanggungjawab sang pejabat

Lain dengan pejabat SEJATI, yang ciri2nya :
1. Selalu bersama bawahan, memberikan arahan bagaimana tanggung jawab pekerjaannya harus dilakukan oleh bawahan.
2. Pro Aktif Selalu memantau pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya, sehingga dengan hak, kewenangan dan tanggungjawabnya untuk mengambil resiko dalam melayani bawahan guna memecahkan masalah yang dihadapi oeh bawahan dalam melaksanakan pekerjaan mereka yang nota bene adalah tugas tanggungjawab sang pejabat. Dengan demikian selalu mengetahui masalah yang dihadapinya.
3. Tidak menyalahkan bawahan karena sadar bahwa apa yang dikerjaan bawahan adalah sesuai arahannya, kecuali bawahan bekerja tidak sesuai arahan dan menyalahi aturan secara prinsip.
4. Bersifat pro aktif soal pekerjaan tapi pasif soal pembagian ejeki. Meminta rejeki melalui pertimbangan bawahan yang bekerja pontang panting.
5. Lebih memiliki tahu rasa susahnya bawahan bekerja, ketimbang rasa tahu bawha rejekinya harus jauh lebih besar dari bawahan.

Bagiamna Anda dan saya? Pejabat ONDEL-ONDEL atau pejabat SEJATI?
Ingat pesan Tuhan Yesus " Kita dipanggil untuk melayani bukan untuk dilayani".
Wassalam!

Tidak ada komentar: